A.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam
mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi,
dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan
dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Pengertian Komunikasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI terbitan Balai Pustaka, 2002), komunikasi adalah:
1. Pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak.
2. Perhubungan.
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian komunikasi, berikut ini pengertian komunikasi menurut pendapat para ahli :
1. Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.
2. Theodore M. Newcomb
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.
3. Everett M. Rogers
Everett berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.
4. Onong Uchjana Effendy
Ia mengungkapkan pengertian dari komunikasi adalah “proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain”. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dll yang muncul dari pikirannya sendiri.
5. Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu definisi baru mengenai pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”.
Ada berbagai kategori mengenai
komunikasi, dan hal tersebut dapat terjadi setiap saat. Kategori komunikasi
tersebut diantaranya:
- Komunikasi lisan atau verbal: tatap muka, telepon, radio atau televisi atau media lainnya.
- Komunikasi non-verbal: bahasa tubuh, gerak tubuh, bagaimana kita berpakaian atau bertindak.
- Komunikasi tertulis: surat, e-mail, buku, majalah, internet atau melalui media lainnya.
- Visual: grafik, diagram, peta, logo dan visualisasi lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.
B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana
komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan
suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi
ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi termasuk juga suatu proses
penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau
beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Komunikasi berasal
dari bahasa latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau
communicare yang berarti membuat sama. Secara sederhana komunikasi dapat
terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima
pesan.
Pada umumnya komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila
tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, dan menunjukkan sikap
tertentu seperti tersenyum, mengangkat bahu dan sebagainya. Komunikasi ini
disebut komunikasi nonverbal. Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan
komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses
komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada
penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Melalui komunikasi sikap
dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
1. komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi.Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima, dan publik yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Pesan
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya.Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
3. Penerima
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.Penerima pasif adalah orang yang hanya menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta umpan balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak saja menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan atau feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara.Selanjutnya, peran penerima adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat, membau, atau merasakan.Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi penerima aktif dan penerima pasif.Penerima pasif adalah orang yang hanya menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta umpan balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak saja menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan atau feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.
4. Feedback
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
C. Hambatan Komunikasi
HAMBATAN FISIK DALAM
PROSES KOMUNIKASI
Merupakan jenis hambatan berupa fisik,
misalnya cacat pendengaran (tuna rungu), tuna netra, tuna wicara. Maka dalam
hal ini baik komunikator maupun komunikan harus saling berkomunikasi secara
maksimal. Bantuan panca indera juga berperan penting dalam komunikasi
ini.
Contoh: Apabila terdapat seorang
perawat dengan pasien berusia lanjut. Dalam hal ini maka perawat harus bersikap
lembut dan sopan tapi bukan berarti tidak pada pasien lain. Perawat harus lebih
memaksimalkan volume suaranya apabila ia berbicara pada pasien tuna rungu.
Begitu pula halnya dengan si pasien. Apabila si pasien menderita tuna wicara
maka sebaiknya ia mengoptimalkan panca inderanya (misal: gerakan tangan,
gerakan mulut) agar si komunikan bisa menangkap apa yang ia ucapkan. Atau si
pasien tuna wicara isa membawa rekan untuk menerjemahkan pada si komunikan apa
yang sebetulnya ia ucapkan.
HAMBATAN SEMANTIK DALAM PROSES
KOMUNIKASI
Semantik adalah pengetahuan tentang
pengertian atau makna kata (denotatif). Jadi hambatan semantik adalah hambatan
mengenai bahasa, baik bahasa yang digunakan oleh komunikator, maupun komunikan.
Hambatan semantik dibagi menjadi 3,
diantaranya:
Salah pengucapan kata atau istilah
karena terlalu cepat berbicara.
contoh: partisipasi menjadi partisisapi
Adanya perbedaan makna dan pengertian
pada kata-kata yang pengucapannya sama
Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera:
anak laki-laki)
Adanya pengertian konotatif
Contoh: secara denotative, semua setuju
bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara
konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia,
bersahabat dan panjang ingatan.
Jadi apabila ini disampaikan secara
denotatif sedangkan komunikan menangkap secara konotatif maka komunikasi kita
gagal.
HAMBATAN PSIKOLOGIS DALAM PROSES KOMUNIKASI
Disebut sebagai hambatan psikologis
karena hambatan-hambatan tersebut merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis
manusia.
Hambatan psikologi dibagi menjadi 4 :
Komunikasi adalah Suatu proses
penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan
tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
• Hambatan dari pengirim pesan,
misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim
pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
• Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa
yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol
yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
• Hambatan media, adalah
hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan
suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
• Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan
terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
• Hambatan dari penerima pesan,
misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap
prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
• Hambatan dalam memberikan balikan.
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam
komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial
kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta
harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
D. Definisi Komunikasi Interpersonal
Efektif
Hakekat komunikasi adalah
proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurannya.
Menurut Carl I. Hovland dalam Fajar
(2009:37), komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan
perangsang yang biasanya lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang
lain.
Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan dapat dibuktikan bahwa dalam berkomunikasi komunikator memilih waktu yang tepat untuk suasana pesan, bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti, sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif, jenis kelompok di mana komunikasi akan dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan tujuan komunikasi.
Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk memberikan stimuli sebagai daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih pun.
Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan dapat dibuktikan bahwa dalam berkomunikasi komunikator memilih waktu yang tepat untuk suasana pesan, bahasa yang dipergunakan agar pesan dapat dimengerti, sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif, jenis kelompok di mana komunikasi akan dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan tujuan komunikasi.
Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk memberikan stimuli sebagai daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggih pun.
E. Komunikasi interpersonal efektif
dalam organisasi yang mencakup componential & situational :
Komunikasi dalam organisasi atau
perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan
atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan
(downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun
antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication). Secara
sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman
suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita harus efektif
menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapun berkomunikasi
secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang
lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek
umpan balik secara langsung. Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan
yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel
(saluran), kemudian diterima oleh penerima. Adapun komunikasi interpersonal
efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu componential dan
situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi
dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian
pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang
dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
Cangara, Hafidz. 2005. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Djuarsa, Sasa. 1994. Teori Komunikasi.
Jakarta: Universitas Terbuka
Fajar, Marhaeni.
2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Suranto. 2011. Komunikasi
Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi Pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar